Ya, posting gw kali ini is by no means try to offend someone - tidak berusaha untuk menekan maupun menyerang seseorang (yg gw maksud tentu saja adalah gubernur DKI kita, Bang Fauzi dan staf Pemda-nya)....
Tapi kali ini gw pengen speak out dan menggali lebih dalam tentang 'kebijakan' (apa emang perlu dibilang kebijakan? Kayaknya nggak banget deh) tentang jam masuk anak sekolah yg dicepetin jadi Jam 1/2 7.... ya, kali ini gw pengen protes (man, gw masih anak sekolahan!)....
So, oke, ada apa sih dengan masuk jam 1/2 7 sih? Katanya bang Fokke semua itu supaya g ada yg namanya kemacetan berlebih - dengan pengendoran bentrokkan jam antara jam sekolah dan jam kerja orang kantoran jadi katanya kemacetan bisa dikurangi....
Kayaknya emang bener, tapi pliz, bang Fokke.... mohon lihat dari aspek d youth yg sekolah juga; emang sih kita bisa ikut rekor dunia tapi... pliz, bang Fokke n d stafz of d Pemda, Pertimbangkan lagi semuanya. Ada beberapa alasan yg akan menjadi counter-attack-reason dari 'kebijakan' ini...
Firzt one; ada yg pernah denger istilah yg bernama accumulated fatigue? Kalo yg ud sring main game bola n sdr.2 ny pasti udah tahu - y, accumulated fatigue, seperti namanya, berarti adalah kelelahan yg ditumpuk - maksudnya udah pasti... kalo rasa capek dari satu hari bakal kebawa ke hari yg lain (besoknya) kcuali ad total recovery; nah, ini bakal terjadi pada kawula muda harapan bangsa kita (ca' elah.... bahasa gw tlalu drematicir banget deh) kalo yg namanya 'kebijakan' masuk skul jam 6.30 terjadi - memang benar, di kebanyakan sekolah jika jam masuk di undur maka jam pulang akan di undur juga tapi perhatikan pula aspek pendidikan non-akademika (non-sekolah) mereka; les, bimbel, ekskul dll. yang tetap memberatkan jadwal mereka. Dan meski adapula yg tidak dibebani les dan segalamacamnya itu mereka akan tetap terbebani pula - PR tidak berkurang atau semacamnya jadi.... tetap saja akan lelah nantinya.
Yg kedua; efek psikologis - dari yg namanya accumulated fatigue yg baru ta' omongin tadi, akan terjadi semacam efek domino. Ingat - seperti tubuh kita dimana saat satu bagian tubuh menjadi tidak enak maka bagian lain akan terkena efek pula maka ketika tubuh kita menjadi lemas maka fikiran dan emosi kita juga akan menjadi lemas...perasaan menjadi lemah dan tidak bersemangat akan menyelubungi fikiran dari kita, para pelajar, yg terkena efek dari accumulated fatigue ini - lama kelamaan efek psikologis ini akan menggugah suatu ketidak bersemangatan yg dahsyat yg akhirnya malah menuntun kepada ke tidaksenangan pada belajar - itu akan menyebabkan suatu keterpaksaan (cachee enforcer) yg malah akan tidak menyenangkan sang anak sendiri dan akhirnya hasil belajar tidak optimal - nah Bang Fokke n frens, pilih mana - macet atau k-optimalisasian belajar??? Tanyalah kpada stiap guru di Jakarta pasti mereka lebih memilih k-optimalisasian blajar....
So mohon kpada Bang Fokke n frens, mohon dipertimbangkan lagi... dan kalau bisa tariklah dari peredaran 'kebijakan' gendeng ini.... it's never too late for a second chance!! seperti yg dikatakan di film Nights In Rodante (gw gak nonton, cuman ngambil kalimat tag-nya doang...). Jgan cuman gara-gara "Yah Telanjur" jadinya tetap ada semacam kelanjutan berkepanjangan - langkah yg bijak skarang adalah seharusnya dgan cukup halus kita tarik isu 'masuk 6.30', sdikit dmi sdikit hingga akhirnya waktunya pas untuk menarik dari peredaran aturan main edan ini...
Terakhir - jika kalian masih menganggap alasan 'efektifisasi jalanan' alias pengurangan kemacetan sebagai alasan ngeyel utama, ta' kasi tau - koe mesti tau aja, inggih - kalo sbnarnya yg namanya macet tuh bukan karena volume kendaraan anak sekolahan.. tapi.... karena....infrastruktur peng-efektifisasi jalan yg lu bangun aj belum bener!!!! lu aja bikin infrastruktur kayak Busway belum bener! Benerin dulu tuh! Kalo uda bener dan ternyata emang kemacetan g berkurang bru deh ni rencana lu jalanin - n juga, kalo lu mo tau kinerja lo jangan tanya diri sendiri - tanya orang lain; dapetin tuh...opini rakyat Jkt supaya lu tau... sambil tanya seharusnya kita bgimana buat ngatesin ni macet; J-CO aj suksesnya kan gara2 dia nanyain orang donat yg enak tuh gmana... masa lu gak? Hayo ye, Pemda DKI, revolusi ke arah yg baek dong!
ArkanDzovskI
Tanpa maksud personal offend
Atas nama seluruh pelajar di Jakarta
Yang tidak setuju pada kebijakan masuk jam 6.30
Dengan ini Diharapkan Pemda DKI bisa belajar untuk tidak sa'pinake dhewe!
Pejaten, 17 Desember 2008.
Between the corners of an archipelago and the end of seas - this is a core of a heart of someone dancing, traveling, creating music, and writing; to make a destiny out of dreams
Wednesday, December 17, 2008
Sunday, December 7, 2008
Keseimbangan, Balance, Balanç, Balanse, Bilancie, Bilanca, Stanje, Bilance, توازن, Баланс, Стање....
Keseimbangan, Balance, Balanç, Balanse, Bilancie, Bilanca, Stanje, Bilance, توازن, Баланс,
Secara praktik, keseimbangan adalah kesamaan antara dua hal dalam suatu kejadian - keseimbangan adalah disaat praktik mengimbangi teori, saat watak (otak) mengimbangi fisik; dalam translasi yang lain keseimbangan adalah hal yang mendasari Yin dan Yang; maskulin dan feminin, baik dan jahat, hitam dan putih - semuanya terpadu menjadi satu dalam kehidupan yang penuh warna ini dengan taraf yang sama....hidup adalah satu kejadian yang dipenuhi oleh pelbagai macam kejadian ordiner maupun ekstra-ordiner yang ditopang oleh keseimbangan; ketika keseimbangan mulai runtuh, ketika timbangan mulai berat sebelah maka hidup akan mulai menampakkan sisi-sisi yang tidak mengenakkan secara psikis maupun mental maupun fisik..
Bukti paling gampang untuk mendukung penuh bahwa keseimbangan adalah penting adalah satu riset terbaru (tidak terlalu baru sih, memang riset ini kalau tidak salah tahun 2007) membuktikan bahwa menaiknya tingkat penyakit untuk anak-anak balita dikarenakan karena gaya hidup yang terlalu bersih - gaya hidup yang mengutamakan personal hygiene yang dilebihkan dapat menyebabkan tubuh anak-anak balita yang masih berkembang 'membunuh' sel-sel bakteri baik dalam tubuh yang dapat menangkal bakteri jahat dari luar. Suatu tanda bahwa sesuatu yang baik yang berlebihan juga mampu mengubah manfaat menjadi keburukan...suatu tanda bahwa semuanya harus seimbang...tentu gaya hidup yang memaksa kita hidup dalam lingkungan kotor adalah tidak baik juga - kita lebih kontan terkena bakteri jahat...
Tadi adalah contoh bahwa keseimbangan ternyata juga memengaruhi fisik - sekarang secara psikis....
Contoh nyata adalah kisah dari seseorang di sekitar saya (pribadi x); dia sudah cukup tua - umurnya 50-an awal; problemnya adalah anaknya - nasib telah menempatkan anaknya di sekolah yang cukup banyak bullying dan berantem-nya...dan itu masalah anaknya.
Anak ini sebetulnya anak yang cukup baik dan pintar tidak seperti teman2 sekolahnya yang sering berantem. Masalahnya ya karena sifatnya itu ia menjadi santapan lunak untuk dijadikan 'karung sangsak' oleh teman2nya - dengan mulutpun ia tidak berhasil mengubah teman2nya menjadi baik...tapi tetap dia tidak membalas secara keras, sehingga ia terus jadi 'karung sangsak' oleh teman2nya...
Pribadi x ini sudah menasihati anaknya untuk membalas jika memang waktu dan kondisi menuntutnya untuk membalas - membalas dalam artian membela diri, bukan membalas dalam artian melampiaskan dendam dengan nafsu membara...namun belum terlalu efektif - disini kita bisa melihat terkadang di hidup ini kita tidak hanya dituntut untuk berbuat baik namun juga untuk berbuat keras - meski berbuat keras batasannya lebih banyak dari pada berbuat baik...Berbuat keras itu baik dalam rangka pembelaan, namun jangan pula berbuat keras dijadikan sebagai senjata untuk mengambil kekuasaan dan menterorisasi orang sekeliling untuk secara tidak langsung tunduk pada kita - jangan sampai kita menjadi seperti teman2 dari anak dari sang pribadi x ini...
Dan dalam hal lain pula, bahkan hal kecil sekalipun keseimbangan adalah hal yang mutlak esensial dan penting - memang benar dalam beberapa kejadian tanpa keseimbangan sempurnapun kita juga bisa meraih maksud baik kita secara bagus namun tentu keseimbangan dapat menstabilkan dan memudahkan masalah yang akan kita hadapi....
Tentu saja kita juga bertanya, bagaimana caranya mendapatkan keseimbangan? Kuncinya adalah ketenangan dan kesadaran diri dalam setiap langkah yang kita ambil dalam kehidupan ini...nantinya keseimbangan itu akan diraih sedikit demi sedikit.
Satu hal yang perlu diingat bagi para orang yang ingin menempuh jalan keseimbangan, ialah bahwa tantangan terbesar tidak datang dari arah mendapatkan keseimbangan dalam diri - tapi hal tersulit adalah menjaga keseimbangan dalam diri kita sehingga kita dapat secara terus-menerus menjadi seimbang; maksudnya adalah yang sulit ialah menjadi seimbang secara konsisten. Untuk hal yang satu ini kita perlu benar-benar 'mastering' seni dari keseimbangan itu sendiri dan itu perlu waktu yang sangat lama. Sangat lama....
Namun tetap saja meski susah untuk meraih posisi atas alias meraih keseimbangan yang konsisten, cobalah terus meraih tingkat itu meski jalan menghadang - man, you'll never know until you try..
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Stay balanced, stay survive!
ArkanDzovskI
Стање....
nama apapun, bahasa apapun itu... kata ini mengandung satu makna yang menurutku mengandung esensi kehidupan yang syarat makna penting - Keseimbangan adalah kata kunci dalam sebuah perjalanan yang dinamakan 'hidup', karena ia akan menuntut kita menuju sesuatu yg baik....Secara praktik, keseimbangan adalah kesamaan antara dua hal dalam suatu kejadian - keseimbangan adalah disaat praktik mengimbangi teori, saat watak (otak) mengimbangi fisik; dalam translasi yang lain keseimbangan adalah hal yang mendasari Yin dan Yang; maskulin dan feminin, baik dan jahat, hitam dan putih - semuanya terpadu menjadi satu dalam kehidupan yang penuh warna ini dengan taraf yang sama....hidup adalah satu kejadian yang dipenuhi oleh pelbagai macam kejadian ordiner maupun ekstra-ordiner yang ditopang oleh keseimbangan; ketika keseimbangan mulai runtuh, ketika timbangan mulai berat sebelah maka hidup akan mulai menampakkan sisi-sisi yang tidak mengenakkan secara psikis maupun mental maupun fisik..
Bukti paling gampang untuk mendukung penuh bahwa keseimbangan adalah penting adalah satu riset terbaru (tidak terlalu baru sih, memang riset ini kalau tidak salah tahun 2007) membuktikan bahwa menaiknya tingkat penyakit untuk anak-anak balita dikarenakan karena gaya hidup yang terlalu bersih - gaya hidup yang mengutamakan personal hygiene yang dilebihkan dapat menyebabkan tubuh anak-anak balita yang masih berkembang 'membunuh' sel-sel bakteri baik dalam tubuh yang dapat menangkal bakteri jahat dari luar. Suatu tanda bahwa sesuatu yang baik yang berlebihan juga mampu mengubah manfaat menjadi keburukan...suatu tanda bahwa semuanya harus seimbang...tentu gaya hidup yang memaksa kita hidup dalam lingkungan kotor adalah tidak baik juga - kita lebih kontan terkena bakteri jahat...
Tadi adalah contoh bahwa keseimbangan ternyata juga memengaruhi fisik - sekarang secara psikis....
Contoh nyata adalah kisah dari seseorang di sekitar saya (pribadi x); dia sudah cukup tua - umurnya 50-an awal; problemnya adalah anaknya - nasib telah menempatkan anaknya di sekolah yang cukup banyak bullying dan berantem-nya...dan itu masalah anaknya.
Anak ini sebetulnya anak yang cukup baik dan pintar tidak seperti teman2 sekolahnya yang sering berantem. Masalahnya ya karena sifatnya itu ia menjadi santapan lunak untuk dijadikan 'karung sangsak' oleh teman2nya - dengan mulutpun ia tidak berhasil mengubah teman2nya menjadi baik...tapi tetap dia tidak membalas secara keras, sehingga ia terus jadi 'karung sangsak' oleh teman2nya...
Pribadi x ini sudah menasihati anaknya untuk membalas jika memang waktu dan kondisi menuntutnya untuk membalas - membalas dalam artian membela diri, bukan membalas dalam artian melampiaskan dendam dengan nafsu membara...namun belum terlalu efektif - disini kita bisa melihat terkadang di hidup ini kita tidak hanya dituntut untuk berbuat baik namun juga untuk berbuat keras - meski berbuat keras batasannya lebih banyak dari pada berbuat baik...Berbuat keras itu baik dalam rangka pembelaan, namun jangan pula berbuat keras dijadikan sebagai senjata untuk mengambil kekuasaan dan menterorisasi orang sekeliling untuk secara tidak langsung tunduk pada kita - jangan sampai kita menjadi seperti teman2 dari anak dari sang pribadi x ini...
Dan dalam hal lain pula, bahkan hal kecil sekalipun keseimbangan adalah hal yang mutlak esensial dan penting - memang benar dalam beberapa kejadian tanpa keseimbangan sempurnapun kita juga bisa meraih maksud baik kita secara bagus namun tentu keseimbangan dapat menstabilkan dan memudahkan masalah yang akan kita hadapi....
Tentu saja kita juga bertanya, bagaimana caranya mendapatkan keseimbangan? Kuncinya adalah ketenangan dan kesadaran diri dalam setiap langkah yang kita ambil dalam kehidupan ini...nantinya keseimbangan itu akan diraih sedikit demi sedikit.
Satu hal yang perlu diingat bagi para orang yang ingin menempuh jalan keseimbangan, ialah bahwa tantangan terbesar tidak datang dari arah mendapatkan keseimbangan dalam diri - tapi hal tersulit adalah menjaga keseimbangan dalam diri kita sehingga kita dapat secara terus-menerus menjadi seimbang; maksudnya adalah yang sulit ialah menjadi seimbang secara konsisten. Untuk hal yang satu ini kita perlu benar-benar 'mastering' seni dari keseimbangan itu sendiri dan itu perlu waktu yang sangat lama. Sangat lama....
Namun tetap saja meski susah untuk meraih posisi atas alias meraih keseimbangan yang konsisten, cobalah terus meraih tingkat itu meski jalan menghadang - man, you'll never know until you try..
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Stay balanced, stay survive!
ArkanDzovskI
Labels:
Filosofi,
Hidup,
Keseimbangan,
Opini sendiri,
Perenungan
Die Water Filozofie (Filosofi Air)
Saya pernah waktu itu, secara diam-diam ketika guru B. Indonesia saya keluar sebentar saya menyelinap ke pojok kelas dan diam-diam membuka satu rak misterius yang terpampang di pojok itu yang sejak pertama kali melihatnya saya memang pernasaran untuk melihat isinya.
Ketika rak itu saya buka, banyak buku yang saya lihat disitu - salah satunya buku dari seorang penulis Jepang (?) tentang 'mendengarkan air'. Saya terpesona oleh tulisannya itu, sayang sekali karena kesibukan di rumah saya lupa tentang hal itu....
2 minggu kemudian guru B. Indonesia-ku itu menyadarkan kembali diriku tentang konsep fundamental yang dimiliki buku itu tentang 'mendengarkan air' - ia membahas tentang itu. Aku pun mulai mencobanya, aku mencoba mendengarkan air di pancuran di Lobby depan sekolah - dan aku mendapatkan suatu pelajaran....
Guruku berkata bahwa suara yang air keluarkan, entah itu dari pancuran atau dari suara ombak, suara apapun yang dihasilkan oleh air - pastilah mengartikan sesuatu. Dan aku pelajari sesuatu tentang suara air dari pancuran itu...
Hasil observasiku membuktikan bahwa percikan air yang berada dari bagian teratas pancuran suaranya lebih keras daripada percikan air yang berasal dari bagian terbawah pancuran - padahal bagian teratas pancuran 'kerja'nya hanya mengeluarkan air secara terus menerus, tidak menyimpan beberapa bagian dari air di pancuran itu. Sementara bagian terbawah 'kerja'nya hanya menyimpan hasil air yang dipancurkan oleh bagian teratas, tidak dapat tempat untuk memancurkan air lagi....
Mengertikah kalian maksudnya???
Menurutku maksud dari kejadian itu ialah bisa diibaratkan dengan hidup ini - cobalah pikirkan dengan orang-orang yang ada di posisi atas kehidupan ini (konglomerat, artis, selebritis dll.) - omongan mereka meski hanya sedikit saja pasti akan berbuah influence yang cukup besar di kalangan masyarakat biasa. Tapi coba pikirkan tentang masyarakat yang berada di posisi terbawah di dunia ini - mereka punya ide-ide brilian tapi dana menghambat semua itu - dan sebesar apapun kehebatan ide itu hanya sedikit orang yang akan membuka matanya terhadap hal itu; aku pernah mengingat seseorang di Temanggung yang menemukan cara pengobatan alternatif lewat alat-alat panas dan alat-alat listrik yang saat pengobatan akan menyetrum/membuat panas daerah yang bermasalah tersebut - ampuh pengobatannya; setelah pengobatan itu ayahku tidak merasa pegal lagi selama mudik dan flu beratku sembuh seketika...sayang karena masalah dana ia tidak bisa membuka cabang atau melanjutkan pembuatan alat-alat itu.
Sekarang jelaskah maksudku tentang pelajaran dari mendengarkan air itu? Kini cobalah mendengarkan air di tempat-tempat tertentu seperti di Pantai atau di Kali yang deras, atau paling gampang - dengarkanlah suara hujan...coba sendiri, pasti nanti ada pelajaran tergali....
Dan terakhir, jika sudah mahir melakukan 'pendengaran air' maka lakukanlah dengan hal lain. Coba dengarkan suara angin, suara gesek-gesek orang yang sedang menggosok kamar mandi...cobalah menerapkan konsep 'mendengarkan air' dengan bunyi-bunyi lain disekitar kita...cobalah, aku sudah membuktikannya berhasil. Coba sendiri sekarang dan yakin deh, makin banyak pelajaran kehidupan yang akan tergali - dan bukan cuman itu, sensori pendengaran kita akan makin peka dengan bunyi-bunyi sekitar.
Coba deh, gak ada ruginya! it's so simple but so much benefit taken - seperti motto-ku; sederhana tapi bermakna.
Ketika rak itu saya buka, banyak buku yang saya lihat disitu - salah satunya buku dari seorang penulis Jepang (?) tentang 'mendengarkan air'. Saya terpesona oleh tulisannya itu, sayang sekali karena kesibukan di rumah saya lupa tentang hal itu....
2 minggu kemudian guru B. Indonesia-ku itu menyadarkan kembali diriku tentang konsep fundamental yang dimiliki buku itu tentang 'mendengarkan air' - ia membahas tentang itu. Aku pun mulai mencobanya, aku mencoba mendengarkan air di pancuran di Lobby depan sekolah - dan aku mendapatkan suatu pelajaran....
Guruku berkata bahwa suara yang air keluarkan, entah itu dari pancuran atau dari suara ombak, suara apapun yang dihasilkan oleh air - pastilah mengartikan sesuatu. Dan aku pelajari sesuatu tentang suara air dari pancuran itu...
Hasil observasiku membuktikan bahwa percikan air yang berada dari bagian teratas pancuran suaranya lebih keras daripada percikan air yang berasal dari bagian terbawah pancuran - padahal bagian teratas pancuran 'kerja'nya hanya mengeluarkan air secara terus menerus, tidak menyimpan beberapa bagian dari air di pancuran itu. Sementara bagian terbawah 'kerja'nya hanya menyimpan hasil air yang dipancurkan oleh bagian teratas, tidak dapat tempat untuk memancurkan air lagi....
Mengertikah kalian maksudnya???
Menurutku maksud dari kejadian itu ialah bisa diibaratkan dengan hidup ini - cobalah pikirkan dengan orang-orang yang ada di posisi atas kehidupan ini (konglomerat, artis, selebritis dll.) - omongan mereka meski hanya sedikit saja pasti akan berbuah influence yang cukup besar di kalangan masyarakat biasa. Tapi coba pikirkan tentang masyarakat yang berada di posisi terbawah di dunia ini - mereka punya ide-ide brilian tapi dana menghambat semua itu - dan sebesar apapun kehebatan ide itu hanya sedikit orang yang akan membuka matanya terhadap hal itu; aku pernah mengingat seseorang di Temanggung yang menemukan cara pengobatan alternatif lewat alat-alat panas dan alat-alat listrik yang saat pengobatan akan menyetrum/membuat panas daerah yang bermasalah tersebut - ampuh pengobatannya; setelah pengobatan itu ayahku tidak merasa pegal lagi selama mudik dan flu beratku sembuh seketika...sayang karena masalah dana ia tidak bisa membuka cabang atau melanjutkan pembuatan alat-alat itu.
Sekarang jelaskah maksudku tentang pelajaran dari mendengarkan air itu? Kini cobalah mendengarkan air di tempat-tempat tertentu seperti di Pantai atau di Kali yang deras, atau paling gampang - dengarkanlah suara hujan...coba sendiri, pasti nanti ada pelajaran tergali....
Dan terakhir, jika sudah mahir melakukan 'pendengaran air' maka lakukanlah dengan hal lain. Coba dengarkan suara angin, suara gesek-gesek orang yang sedang menggosok kamar mandi...cobalah menerapkan konsep 'mendengarkan air' dengan bunyi-bunyi lain disekitar kita...cobalah, aku sudah membuktikannya berhasil. Coba sendiri sekarang dan yakin deh, makin banyak pelajaran kehidupan yang akan tergali - dan bukan cuman itu, sensori pendengaran kita akan makin peka dengan bunyi-bunyi sekitar.
Coba deh, gak ada ruginya! it's so simple but so much benefit taken - seperti motto-ku; sederhana tapi bermakna.
Friday, December 5, 2008
Puisi - Kepada: Mereka yang menganggap-ku freak
Adakah diriku adalah makhluk aneh tersendiri?
Terbuang dari yang kaumnya sendiri?
Adakah diriku sendiri di Dunia ini?
Mengais merang-rang dan ditindas kalian ini?
Apa alasanku untuk menjalani semua itu?
Menjalani semua siksaanku itu?
Apa yang membuatku bekerja salah di semua lini
Apa yang membuatku sering berbuat aneh di hadapan kalian ini?
Yang membuatku seperti ini...
Ialah kepercayaanku dalam hidup warna-warni ini
Dalam panutanku
Bukanlah jalan ke neraka seperti yang kalian tuntuti
Yang ku telusuri
Memang benar penuh rasa senang dan hasrat yang terpenuhi
Tapi itu jalan setan yang sesat tiada henti
Bukan pula ku tempuhi
Jalan para Sufi dari negeri Khawarizmi
Yang beberapa dari kalian ikuti
Yang menuntut kesederhanaan dan ketulusan pada Dia yang berkuasa....
Jalanku bukan keduanya...
Tapi jalan diantara keduanya
Jalan diantara kebaikan dan kejahatan
Jalan diantara kesenangan hayati dan akhirat
Dan jalan ini menuntut satu -
Perdirian teguh hati untuk tidak terbawa angin puyuh
Yang disebut bisikan-bisikan topeng kelabu
Jalan ini menuntut satu -
Kemampuan untuk berjalan terus
Untuk mengambil hikmah terus
Untuk mengembara terus
Memang betul itu berarti kita tidak pernah menentu
Kita terus menyesesuaikan diri dengan hawa
Yang membuat gigi kita ngilu
Dan itulah Jalanku!
Ditulis sebagai tanda berontak
Kepada mereka yang menganggap diriku
Aneh dan rendah!
Dan sebagai tanda
Penguat tentang apa yang ada
Didalam filosofi diri ini!
-ArkanDzovskI
Džakarta, 5 Desembre 2008-
Terbuang dari yang kaumnya sendiri?
Adakah diriku sendiri di Dunia ini?
Mengais merang-rang dan ditindas kalian ini?
Apa alasanku untuk menjalani semua itu?
Menjalani semua siksaanku itu?
Apa yang membuatku bekerja salah di semua lini
Apa yang membuatku sering berbuat aneh di hadapan kalian ini?
Yang membuatku seperti ini...
Ialah kepercayaanku dalam hidup warna-warni ini
Dalam panutanku
Bukanlah jalan ke neraka seperti yang kalian tuntuti
Yang ku telusuri
Memang benar penuh rasa senang dan hasrat yang terpenuhi
Tapi itu jalan setan yang sesat tiada henti
Bukan pula ku tempuhi
Jalan para Sufi dari negeri Khawarizmi
Yang beberapa dari kalian ikuti
Yang menuntut kesederhanaan dan ketulusan pada Dia yang berkuasa....
Jalanku bukan keduanya...
Tapi jalan diantara keduanya
Jalan diantara kebaikan dan kejahatan
Jalan diantara kesenangan hayati dan akhirat
Dan jalan ini menuntut satu -
Perdirian teguh hati untuk tidak terbawa angin puyuh
Yang disebut bisikan-bisikan topeng kelabu
Jalan ini menuntut satu -
Kemampuan untuk berjalan terus
Untuk mengambil hikmah terus
Untuk mengembara terus
Memang betul itu berarti kita tidak pernah menentu
Kita terus menyesesuaikan diri dengan hawa
Yang membuat gigi kita ngilu
Dan itulah Jalanku!
Ditulis sebagai tanda berontak
Kepada mereka yang menganggap diriku
Aneh dan rendah!
Dan sebagai tanda
Penguat tentang apa yang ada
Didalam filosofi diri ini!
-ArkanDzovskI
Džakarta, 5 Desembre 2008-
Tuesday, December 2, 2008
Dengarkan...Perhatikan (LISTEN, not only HEAR)
Ada apa dengan yg satu ini, mes amis? Memang kita tahu selalu ada etiket untuk mendengarkan dan memperhatikan opini orang yang sedang berbicara - 'active listening' dalam kamus Labsky-ku; konsep yang sudah ada dan dipaparkan sejak zaman dahulu. Sudah ada juga didalam Al-Qur'an; di zaman tahun 600-700 dimana dunia kebanyakan bergejolak saat itu oleh konflik dan ke-tidak-sepadanan dalam keadilan dimana yang menang selalu menang dan yang kalah selalu tertindas...konsep etiket mendengarkan ini juga adalah konsep penting - karena seharusnya dengan diterapkannya konsep ini niscaya kemungkinan terjadinya konflik di Dunia ini hanya ada 0.000000001% saja....
Sayangnya kita kurang bisa menggarap konsep ini; mungkin bahasa salah satu 'kenapa' dari masalah ini - di bahasa Indonesia, kita hanya mendapatkan kata 'mendengarkan' yang emphasise (penekanan)-nya kurang mantab. Kata lain yaitu 'memperhatikan' memang cukup bisa menggambarkan secara tepat proses 'active listening' namun kita jarang sekali menggunakan kata tersebut. Di dalam bahasa Inggris proses 'active listening' ini dapat di tunjukkan dengan cukup baik dan simple...
Dalam bahasa Inggris, kita sering mendengarkan dua kata yang sinonim; HEAR dan LISTEN. Apa bedanya dua kata ini?
Dalam kata 'HEAR', yang dimaksud dari kata kerja ini adalah sekedar mendengar saja - maksudnya mendengar tapi belum tentu memperhatikan; jadi siapapun yang berada dalam radius pendengaran suara omongan orang 'x' pasti 'HEAR' yang telah orang 'x' omongkan...
Sementara 'LISTEN' berbeda lagi; yang dimaksud adalah bahwa, selain seseorang 'b' me-'HEAR' omongan orang 'x', ia juga memperhatikan secara seksama hal tersebut.
Jadi contoh yang paling gampang ialah - saat seseorang guru menjelaskan dan seorang murid sedang melamun saja tidak memperhatikan gurunya; ia, dalam bahasa Inggris, disebut 'HEAR' omongan sang guru, tapi dia tidak 'LISTEN' - ya, sekilas 'HEAR' adalah mendengarkan dan 'LISTEN' berarti memperhatikan, namun arti sebenarnya jauh lebih dalam lagi....
Sekarang, kembali ke masalah memotivasi insan-insan disekitar kita untuk kembali 'LISTEN' dan memperhatikan, bukan hanya sekadar 'HEAR' alias mendengarkan...kenapa kita semua sangat sulit untuk 'LISTEN'?? Alasannya beragam - mulai dari alasan tidak suka kepada sang pembicara hingga alasan ada hal yang mengalihkan perhatian kita...namun cobalah, diantara semua halangan itu, cobalah untuk 'LISTEN' sang pembicara ini - siapa tahu ternyata info atau opini yang disampaikannya inspiratif; saya selalu ingat satu kalimat dari buku "Ta'lim Al-Muta'Alim" (kitab tentang cara meraih ilmu secara efektif) yg saya pelajari bersama Ustadz saya katanya tertulis 'Ambillah selalu pelajaran/Hikmah meski dari seorang anak kecil - karena siapa tahu pelajaran/Hikmah tersebut sangatlah penting'. Tentu untuk mengambil pelajaran tersebut diperlukan keinginan yang cukup pula untuk melakukan proses 'LISTEN'...maka dari itu proses 'LISTEN' ini sangatlah penting....
NOTE: Bagi mereka yang telah melihat posting ini, harap menyebarluaskan pesannya ya!
-A better world means better thoughts which means 2 clearer thinking...and 2 do so u need more lessons and experiences and to get more lessons u need deeds to be done and of course...LISTEN to other people's experiences!!!-
ArkanDzovskI
Decembrien 2 2008
My Pejaten House - Mein Kleine wunderbar hauss in Pejaten
Džakarta, Jakarta
Sayangnya kita kurang bisa menggarap konsep ini; mungkin bahasa salah satu 'kenapa' dari masalah ini - di bahasa Indonesia, kita hanya mendapatkan kata 'mendengarkan' yang emphasise (penekanan)-nya kurang mantab. Kata lain yaitu 'memperhatikan' memang cukup bisa menggambarkan secara tepat proses 'active listening' namun kita jarang sekali menggunakan kata tersebut. Di dalam bahasa Inggris proses 'active listening' ini dapat di tunjukkan dengan cukup baik dan simple...
Dalam bahasa Inggris, kita sering mendengarkan dua kata yang sinonim; HEAR dan LISTEN. Apa bedanya dua kata ini?
Dalam kata 'HEAR', yang dimaksud dari kata kerja ini adalah sekedar mendengar saja - maksudnya mendengar tapi belum tentu memperhatikan; jadi siapapun yang berada dalam radius pendengaran suara omongan orang 'x' pasti 'HEAR' yang telah orang 'x' omongkan...
Sementara 'LISTEN' berbeda lagi; yang dimaksud adalah bahwa, selain seseorang 'b' me-'HEAR' omongan orang 'x', ia juga memperhatikan secara seksama hal tersebut.
Jadi contoh yang paling gampang ialah - saat seseorang guru menjelaskan dan seorang murid sedang melamun saja tidak memperhatikan gurunya; ia, dalam bahasa Inggris, disebut 'HEAR' omongan sang guru, tapi dia tidak 'LISTEN' - ya, sekilas 'HEAR' adalah mendengarkan dan 'LISTEN' berarti memperhatikan, namun arti sebenarnya jauh lebih dalam lagi....
Sekarang, kembali ke masalah memotivasi insan-insan disekitar kita untuk kembali 'LISTEN' dan memperhatikan, bukan hanya sekadar 'HEAR' alias mendengarkan...kenapa kita semua sangat sulit untuk 'LISTEN'?? Alasannya beragam - mulai dari alasan tidak suka kepada sang pembicara hingga alasan ada hal yang mengalihkan perhatian kita...namun cobalah, diantara semua halangan itu, cobalah untuk 'LISTEN' sang pembicara ini - siapa tahu ternyata info atau opini yang disampaikannya inspiratif; saya selalu ingat satu kalimat dari buku "Ta'lim Al-Muta'Alim" (kitab tentang cara meraih ilmu secara efektif) yg saya pelajari bersama Ustadz saya katanya tertulis 'Ambillah selalu pelajaran/Hikmah meski dari seorang anak kecil - karena siapa tahu pelajaran/Hikmah tersebut sangatlah penting'. Tentu untuk mengambil pelajaran tersebut diperlukan keinginan yang cukup pula untuk melakukan proses 'LISTEN'...maka dari itu proses 'LISTEN' ini sangatlah penting....
NOTE: Bagi mereka yang telah melihat posting ini, harap menyebarluaskan pesannya ya!
-A better world means better thoughts which means 2 clearer thinking...and 2 do so u need more lessons and experiences and to get more lessons u need deeds to be done and of course...LISTEN to other people's experiences!!!-
ArkanDzovskI
Decembrien 2 2008
My Pejaten House - Mein Kleine wunderbar hauss in Pejaten
Džakarta, Jakarta
Subscribe to:
Posts (Atom)