Monday, June 1, 2009

Viva La Vida - membuka kesadaran....

"I used to rule the world
Seas would rise when I gave the word
Now in the morning I sleep alone
Sweep the streets I used to rule...

I used to roll the dice
Fear the fear in my enemies' eyes...
Listen as the crowd would sing
"Now the old king is dead, long live the king!"

One minute I held the key
Next the walls were closed on me
Then I discover my castles stands
On pillars of stones and pillars of sands

I hear Jerusalem bells are ringing
Roman Cavalry choirs are singing
Be my mirror my sword and shield
My missionaries in a foreign field

For some reason I can not explain
Once you know there was never, never an honest word
That was when I ruled the world

It was the wicked and wild wind
Blew down the doors to let me in
Shattered windows and the sound of drums
People could not believe what I'd become

Revolutionaries wait
For my head on a silver plate
Just a puppet on a lonely string
Oh who would ever want to be King?

I hear Jerusalem bells are ringing
Roman Cavalry choirs are singing
Be my mirror my sword and shield
My missionaries in a foreign field

For some reason I can not explain
I know Saint Peter won't call my name
Never an honest word
And that was when I ruled the world..."

Oh tentu, lagu tadi sudah tidak asing lagi bagi para pendengar musik di seluruh dunia, lebih khususnya lagi para fans dari grup band Coldplay; Viva La Vida..."Long live life!".... "Hidup kehidupan (kebebasan)" secara harfiah artinya...

Lagu ini sendiri memang sudah cukup lama keluar, hampir 1 tahun sudah sejak rilis (Juli 2008) tapi tetap saja masih bagus untuk didengar. Dan lagi pula ada pesan yang tersimpan dari lagu ini, sangat bagus.... sangat mendalam.

Awalnya sih Coldplay bilang ini lagu untuk menghibur fans sepak bola di Britain negara ny sono yg lagi marah campur sedih gara2 timnas England g berhasil masuk Euro (gara2 Rusia...yey! Hidup Gus Hiddink!!!) 2008 di Austria-Swiss (sayang tim jagoan gw Jerman kalah ama Spanyol di final...huhuhu)...Tapi menurut gw kayaknya itu lebih dari itu doang deh. ADA arti tersirat yang sangat bermakna dalam mengenai lagu ini...

Mari kita bedah lagu ini, sedikit demi sedikit...

Oke kalau kita lihat sekilas seluruh lagu ini, memang agak membingungkan tapi coba lihat bait per bait...2 bait pertama; seperti biasa - pembuka lagu...

"I used to rule the world
Seas would rise when I gave the word
Now in the morning I sleep alone
Sweep the streets I used to rule...

I used to roll the dice
Fear the fear in my enemies' eyes...
Listen as the crowd would sing
"Now the old king is dead, long live the king!"

Oke, mari kita lihat - dari kata dan grammar, kita bisa melihat dua baris pertama dari bait ke satu memakai kata Past Tense; "I used to rule the world, Seas would rise when I gave the word..." kata2 tersebut meng-indikasi bahwa DULU 'saya' adalah seorang penguasa dari sebuah Imperium/kerajaan atau semacamnya...memiliki kekuatan yang besar yang sangat besarnya hingga Coldplay menggunakan metafor di baris kedua "Lautan akan pasang ketika ku beri komando"

Terus ke bawahnya, "Now in the morning I sleep alone, Sweep the streets I used to rule" - "Sekarang pagi hari ku tidur sendiri, Menyapu jalanan yang biasa ku kuasai." Ya, tanda kejatuhan, penyesalan, meratapi masa lalu yang sangat indah. Namun nanti akan terlihat penyesalan akan kejatuhan posisinya dari seorang penguasa menjadi kaum Miskin ini ternyata tidaklah menyakitkan, tapi justru membuka kesadaran hati sendiri...

Di bait kedua penyanyi kembali me-revive ingatan manis masa lalu nya.

I used to roll the dice
Fear the fear in my enemies' eyes...
Listen as the crowd would sing
"Now the old king is dead, long live the king!"

Nah dapat dilihat di sini, sang 'penguasa' ini biasa memegang kendali dari segala, disegani oleh tiap-tiap musuh...Seperti halnya Genghis Khan, Prabu Citragada (Mahabharata), dan beberapa penguasa dunia lainnya...Dan tentu dielu-elukan oleh masyarakatnya sendiri.

Di bait berikutnya terlihatlah masa kejatuhan sang penguasa ini.

One minute I held the key
Next the walls were closed on me
Then I discover my castles stands
On pillars of stones and pillars of sands

Ia hanya sesaat memegang kendali tampuk kepemimpinannya dan ia, seperti di abaikan, di jatuhkan, diruntuhkan kekuasaannya. Namun setelah itu ia melihat kenyataan sebenarnya; rakyat yang dibawah lah yang sebenarnya 'berkuasa' dan seharusnya lebih di pentingkan.
Kata-kata Then I discover my castles stands On pillars of stones and pillars of sands ini tak lain dari metafor lainnya yang menggambarkan rakyat jelata dan terbelakang sebagai 'Pilar batu' dan 'Pilar pasir' yang menjadi fondasi untuk 'berdirinya' 'kastil' alias kekuasaan dan kedigjayaan negara tersebut.

Ke bait selanjutnya ialah bait reffrain, bait reff...seperti biasa reff biasanya menekankan makna isi esensi dari kata tersebut. Coba kita lihat

I hear Jerusalem bells are ringing
Roman Cavalry choirs are singing
Be my mirror my sword and shield
My missionaries in a foreign field

For some reason I can not explain
Once you were there there was never, never an honest word
That was when I ruled the world

Nampaknya, ya, nampaknya, reffrain ini sedikit mengambil kutipan dari Alkitab atau semacamnya. Entah perjanjian lama atau baru, gw bukan kristen tapi muslim yg cukup...teologis... apalagi khususnya mengenai agama-agama abrahamik (Judaisme, Kristen, Islam) .

Bait pertama reff adalah penggambaran (visualisasi) kenikmatan masanya sebagai penguasa. Ya seperti itulah.

Bait kedua reff menjelaskan konfesi nya , pengakuan akan kesalahannya dulu yang mungkin telah berbuat lalim kepada pekerjaannya sebagai penguasa pada masa jaya nya dahulu - dan ia masih belum mengetahui kenapa, kenapa ia dahulu sampai berbuat seperti itu; berbuat lalim akan kekuasaannya sendiri. "For some reason I can't explain. Once you were there there was never, never an honest word. But that was when I ruled the world." secara harfiah sendiri mengandung makna "Aku tak bisa menjelaskan. Saat kau disana (di takhta) tak kan ada, tak kan ada kata jujur. Tapi itu ketika aku menguasai dunia." Cukup jelas.

Baik, bait selanjutnya - Verse 2.

It was the wicked and wild wind
Blew down the doors to let me in
Shattered windows and the sound of drums
People could not believe what I'd become

Revolutionaries wait
For my head on a silver plate
Just a puppet on a lonely string
Oh who would ever want to be King?

bait pertama menjelaskan bagaimana penguasa ini merasakan dunia diluar yang sesungguhnya; It was wicked and wild wind - angin ganas... Dan kalimat terakhir menegaskan - meski ia telah lalim dan telah lengser, tetap saja oleh warganya ia dianggap seorang yang dulu nya hebat, sehingga mengejutkan warga nya. "People couldn't believe what I've become" "Orang tak percaya bagaimana diriku ini sekarang."

Bait kedua juga menceritakan keganasan dunia sesungguhnya setelah di pahami oleh sang penguasa ini. Dua baris pertama menegaskan juga, meski ia telah lengser tetap saja ada luka tentang kelaliman kekuasaannya dahulu. Orang-orang revolusionator menunggu untuk kepalanya. Menunggu untuk menuntaskan nyawanya untuk membawa hawa revolusi. Namun ia pun membalas - diriku hanya seorang yang sendiri dan bukan aku yang menghendaki posisi Raja itu; ia membalas bukan dia yang menginginkannya. Tapi mereka sendiri; rakyat; sebuah usaha pertahanan diri sendiri...

Setelah itu, reff lagi, penekanan lagi...

Namun bait kedua reff kali ini agak berubah...

For some reason I can not explain
I know Saint Peter won't call my name
Never an honest word
And that was when I ruled the world..."

Bait ini menunjukkan penyesalannya kepada dirinya. Ia mengakui kelalimannya dan penyalahgunaan kekuasannya. Ia bahkan menyesalinya. Bahkan ia pun berkata "Santo Petrus tak'kan memanggil namaku...", Oke iya hal ini berbau Katolik tapi tak apa, intinya adalah ia bahkan saking menyesalnya sebelum kematiannya sudah mengira bahwa masuk surga pun tidak akan pernah. Bagaimana tidak, aku telah menyalahkan tanggungjawabku sebagai raja dulu. Fikir sang penguasa ini tentu.

Intinya tak lain adalah, jangan lalim para penguasa - jangan lalim dalam kekuasaan dan jabatan posisi tinggi...jangan lupa untuk melihat kebawah, kepada mereka yang lebih kecil...hidup mereka lebih berat. Jika terlambat menyadari maka sesal akan merenggut rasa bahagia di jiwa nanti untuk waktu yang lebih lama dan rasa yang lebih sakit...

Akhir kata, jangan kita berhenti untuk meng-introspeksi diri kita...Diri kita penuh kesalahan, kita adalah manusia - jangan lupakan itu. Karena jika kita lupa untuk meng-introspeksi diri sebelum orang lain menilai kita, sesal akan menghancurkan kita karena kesalahan kita yang sebelum-sebelumnya...