Thursday, October 23, 2008

Knights of Artemescacja (Cerber - ed.1)

Velvorja Witerseijiz (Istana putih), Alresizfor, Alreseiand

29 Jivjenesti 874, Era ke-13


Alersey memandangi kota Alresizfor lewat jendelanya; ia menyadari beban berat sandangannya - sebagai seorang Vrinzysr (Pangeran Agung) muda, berumur 17 masih, dia mempunyai banyak beban - apalagi ia ditunjuk sebagai Vrinzysr dalam keadaan darurat - ayahnya Ulricen tewas dalam satu perburuan bersama kedua belas temannya menyisakannya sebagai satu-satunya pewaris tahta yang sudah dewasa - kakak perempuannya Marjanev meninggal saat melahirkan 3 tahun yang lalu, dan kakak laki2nya Aljacani pergi melarikan diri entah kemana sejak 9 tahun yang lalu... dan adiknya Alzimjanirsi masih berusia 15 tahun. Ia tidak punya pilihan lain selain naik ke tahta...

Memang banyak tugas yang harus ia selesaikan dalam waktu kedepan; diantaranya mengembalikan ekonomi Alreseiand yang jatuh akibat konflik dengan Vrzynce (penyihir) setempat 9 tahun yang lalu yang mengakibatkan kakaknya Aljacani kabur dan membunuh beberapa Mercantir (penjelajah-pedagang) terkemuka seperti Arjuciver Dornetijci dari Morgrad dan Zvjrnatei dari Almondergrad... Ia juga harus menyelidiki kematian ayahnya yang misterius.

Tiba-tiba pintu ruang kerjanya didobrak oleh dua orang - kedua orang ini adalah orang familier dalam Konstitn avilyet (Kabinet) pemerintahan Alreseiand; yang pertama ialah Alsej (semacam gubernur) daerah Norvahtnyntei (daerah utara Alreseiand) - Muracied Azunditijev dan kedua adalah Alkonstavyt (Jenderal Agung - pengendali militer) Alreseiand - Ruzjantinghei Ruzjaef; jenderal muda yang lebih tua 4 tahun dari Alersey sendiri....

Baju mereka basah oleh dua sebab - satu ialah salju yang mencair dibadan mereka mengingat bulan-bulan ini ialah musim dingin di Alreseiand dan oleh keringat yang memancarkan betapa terburu-burunya mereka mencapai Velvorja ini - mereka, bisa dilihat persis dari mimik dan mata mereka, merasa terengah-engah seakan dikejar oleh dua naga hitam selatan. Bisa dirasakan bahwa mereka ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting dan mengejutkan; ada suatu rasa shock kuat yang tersimpan di dalam mata mereka...

"Va haverne?" Apa yang terjadi? Tanya Alersey.

"Mealren...Norvahtyntei...ecre...et...ivandiczir! Peron eschtrander nuratny tetgana Steuderja vrajurat!" Tuanku...Norvahtyntei...daerah...itu...diserang!1236 Oleh para pasukan negara tetangga kita Steuderja! Jawab keduanya.

Alersey merasa campur aduk, rasanya ia baru tergigit oleh ular - ia seperti ditusuk jantungnya saat sedang memeluk erat kekasihnya...ia tidak percaya, Steuderja, negara tetangga kepercayaannya itu telah mengkhianati semua pakta dan aliansi kerja sama yang telah mereka bangun. Di satu sisi ia juga langsung geram seakan ingin menghunus pedang dan menebas setiap orang Steuderja yang akan dilihatnya - dan di sisi terakhir ia merasakan pusing yang mendalam; beban yang dipikulnya semakin lama semakin berat saja pikirnya. Tuhan, bantu aku...batinnya dengan harapan mendalam.

Di waktu yang sama, nun jauh di gunung di daerah Norvahtyntei, di suatu gua kapur di area itu, seorang Savan (penyihir-pendeta agama Alerseiand) mendatangi tuannya yang sedang bermeditasi duduk bersimpuh dengan tenang dihadapan api unggun....

"Mealres, ce terta ven acztizjir? Detra vrajuriata vortdener Steuderja ocuvnara Nortvahtyntei..."
Tuanku, apa yang harus kita lakukan? Steuderja sudah menduduki Norvahtyntei. Sang Savan memberitakan dalam bahasa Parmangseyan (bahasa para Savan)

"Csalmar, mesachiev - cestaran azorcanar elav ramlaneri.." Tenang, temanku - ini semua sesuai ramalanku... Kata sang tuan misterius ini.

"Vesachieva havarveline...." Teman-teman kita akan membantu... lanjut sang tuan ini.

Tuan sang Savan inipun mengedipkan mata dan mengeluarkan kilat dari tangannya...kilatan merah-biru itu melejit hingga ke langit...seketika semua makhluk magis di Alreseiand mendengarnya dan sesegara mungkin ber-Tarjanshuhye (semacam teletransport) menuju gua itu....

Sang Savan pembawa berita terkejut - ia tidak pernah melihat makhluk magis sebanyak itu datang tunduk kepada tuannya...

"Nervte, mesachiev...caraeny saestuqenar?" Sekarang, temanku...ada yang ingin kau tanyakan? Tanya sang tuan itu...

Sang Savan hanya terpaku seakan-akan ia ditusuk oleh dinginnya pegunungan tinggi disana. Ia tidak percaya bahwa inilah tentara yang akan dibawa tuannya untuk menyelesaikan perang yang baru dimulai ini...

"Tuk sangtaman he, sar-jang Kotunta!" Untuk pembukaan, serang Kotunta! Perintah sang tuan dalam bahasa Srilarang (bahasa magis kuno Alreseiand)....

Benar-benar perang besar akan terjadi disini, pikir sang Savan...